Who links to my website?

Kamis, 22 Mei 2014

Iman Menurut Injil Yohanes

Berapa hari ini saya mempelajari tetang Iman melalui firman TUHAN dan statement Bapak Yth; Theo , menurut saya iman ada banyak definisi dari berapa 6 definisi yang saya menulis di bawah ini semoga tulisan tidak salah dan benar, jika ada kesalahan mohon di maklumi : Iman menurut Injil Yohanes

Menurut Yohanes ada garis pemisah antara kematian abadi dan kehidupan abadi. Mempercayai dengan giat (setia beriman, the act of believing) sama dengan menarik orang dari kematian menyeberangi garis perbatasan ke kehidupan yang kekal. "Semua orang yang menerima-Nya, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah (1:12)";" . . . barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. . . .(6:35)" . . "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (4:19)".
Ada iman yang palsu, yang terbatas keyakinannya kepada Yesus (iman terbatas). Yakin bahwa ada sesuatu yang luar biasa di dalam Yesus, tetapi menolak menerima seluruh kesaksian Alkitab mengenai Dia. Iman yang benar, Iman kesetiaan (Iman keselamatan) lebih dari iman terbatas. Iman itu mengenal Yesus sebagai Anak Allah dan sepenuhnya meyakini Dia begitu Firman Tuhan membukakan yang menutupiNya. Iman keselamatan menunjukkan kepercayaan dengan melakukan perbuatan seperti ucapan Yesus (Yoh 8:31-32).

Orang yang mengikrarkan bahwa ia beriman (kepada Yesus), pertama-tama menimbang fakta kejadian kemudian menerima kesaksian mengenai siapa Yesus Itu. Orang yang tak beriman mungkin terkesan oleh karena fakta kejadian itu, tetapi akan tertegun dan tidak mau berserah kepada Yesus. Tetapi hanya dengan percaya sebagai suatu komitmen diri sepenuhnya kepada Tuhan, kehidupan dapat ditemukan. Alangkah pentingnya kita renungkan kesaksian Alkitab

Iman menurut Rasul Paulus

Tanggung jawab Rasul Paulu stidak terbatas hanya pada panggilan sebagai pakar teologia dan ahli strategi missioner, tetapiia terbebani juga dengan tugas kesaksian dan penjelasan (tafsir)injil yang disampaikan kepada gereja mula-mula itu,. Dalam surat ke Roma dan ke Galatia ia menjelaskan sifat dan peran iman di dalam kehidupan orang Kristen. Disana ia menjelaskan hubungan iman dengan keselamatan, iman dan kebenaran (kesalehan, kebajikan), dan iman dan persekutuan dengan Tuhan.
Di dalam pendahuluan surat Paulus ke Roma, ia mengumum-kan perhatiannya pada iman: Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya dinyatakan pembenaran oleh Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis:"Orang yang dibenarkan karena imannya, akan hidup 1:16-17." Istilah Iman menumpuk dalam surat Paulus ke Roma dan Galatia. Maka untuk memahami iman yang membawa keselamatan dan kebenaran bagi kita, sebaiknya kita meli-hat pada bab dimana tumpukan ini nampak.
Peran Iman
Tiga bab pertama dari surat Paulus menyatakan bahwa manusia sudah kehilangan hak hidupnya, takseorangpun yang memiliki setitik kebajikan yang dapat membenarkan Tuhan untuk menerimanya." . . . Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan (bajik, righteous) di hadapan Allahkarena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa (3:20)".Namun Tuhan menetapkan untuk memberi keselamatan kepada insan ber-dosa (tetapi harus dengan melibatkan partisipasi mereka)supaya menjadi saleh di mata Allah. Menurut Paulus pemberian keselamatan ini terpenuhi dengan kematian Kristus, yaitu KURBAN TOBAT. Melalui "iman dalam darah-Nya (3:25)", pribadi yang memercayai (individual who believes) dinyatakan saleh (righteous). Dengan demikiankeselamatandan kebajikandatang melalui imandalam Yesus;dan melalui iman itu, keselamatan dan kebajikantersedia bagi semuanya.

Ciri-ciri Iman

Iman menyediakan keselamatan bagi orang percayadan melindunginya dengan kebajikan. Abraham dan David beroleh pengampunan oleh iman(4:1-8). Sekarang ini kita juga beroleh pengampunan oleh iman. Dalam Roma 4 kita baca bahwa ‘memercayai' sama dengan mengandalkan janji Tuhan. Kita terima Firman Tuhan yang diucapkanNya, dan kita terima Tuhan Pribadi.
Paulus memperlihatkan bahwa Tuhan yang berfirman dengan janji kepada Abraham sama dengan Tuhan yang di dalam Yesus berbicara kepada kita: Tuhan yang diyakini (oleh Abraham), Tuhan yang menghidupkan yang mati, menyebut hal-hal yang bertentangan, seolah olah tidak bertentangan. Paulus membuat definisi iman (18-25). Abraham dinobat-kan sebagai tolok ukur bagi orang percaya. Berikut analysisnya: Abraham menyadari umur lanjutnya dan Sarah. Ini berarti tidak mungkin Sarah mengandung. "Tetapi terhadap janji Allah Abraham tidak bimbang karena ketidakpercayaan walaupun janji itu tidak rasional menurut fikiran manusia,malah ia diperkuat dalam iman-nya dan ia memuliakan Allah (4:20)".Ia berserah kepada Tuhan yang berkuasa untuk berbuat apa yang Ia janjikan. "Itulah sebabnya hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran (kebajikan) (4:22)". Abraham mendengar janji itu. Dia melihat sampai ke luar kemustahilan pemenuhan-nya, dan Tuhan dipertimbangkan. Abraham, yakin bahwa Tuhan akan memegang janjinya, diharapkan bahwa apa yang Tuhan ucapkan akan terjadi.
Janji yang Abraham percayai adalah janji bhwa ia akan menjadi ayah kandungseorang anak. Janji injili yang masih tetap berlaku sampai hari ini yang harus kita percayai adalah janji Tuhan yang telah memberikan Yesus untuk dosa kita dan dibangkitkan lagi untuk pembenaran kita (25);Allah mau menyelamatkan kita karena Yesus.Penalaran kita melebihi penalaran manusia biasa. Kita mempertimbangkan Tuhan. Kita juga yakin bahwa Firman Tuhan pasti terjadi. Dengan beriman kita menerima hadiah keselamatan dan kebajikan (kebenaran).

Iman timbul dari pendengaran

Paulus melihat saudara-saudaranya bangsa Israel itu sangat entusias ber-Tuhan. Ia mengakui semangat mereka, tetapi usaha/pekerjaan mereka, yang mereka coba lakukan untuk mendirikan kebajikan mereka sendiri adalah penolakan untuk berserah kepada kebajikan Tuhan. Orang memperoleh kebajikan (kebenaran) Tuhan melalui iman (Rm 10:5-8), khususnya iman yang mengakui Yesus adalah Tuhan (Lord), dan percaya bahwa Tuhan Allah telah meng-hidupkannya dari kematian. Hanya melalui penerimaan janji oleh iman ini orang akan selamat (Rm 10:9-13).
Sepanjang sejarah, Tuhan telah mebuat perjanjian dengan manusia. Sepanjang sejarah, iman telah menjadi respons (tanggapan) suatu kepercayaan, suatu keyakinan pada Tuhan yang berjanji. "Jadi iman timbul dari apa yang didengar, dan apa yang didengar itu berasal dari injil pemberitaan tentang Kristus (17)".

Iman dan persekutuan

Paulus mengajarkan bahwa iman adalah respons kepercayaan kepada firman perjanjian Tuhan. Orang berimanmempercayai Tuhan untuk bertindak seperti yang Ia katakan akan Ia lakukan, jadi dia berserah kepada Tuhan. Abraham beroleh kebajikan sebagai hadiah melalui iman yang seperti ini. Kebajikan menjadi milik kita juga melalui iman.Tetapi hubungan kita dengan Tuhanpun terpelihara oleh iman. Kita tidak mencoba bersekutu dengan Tuhan dengan mencoba berpegang pada Taurat (Hukum). Paulus mengingatkan kita "Orang yang benar akan hidup oleh iman (Gal 3:11; Hab 2:4)." Hukum berlandaskan prinsip yang berlawanan: kepercayaan pada aktivitas manusia. Bukan berlandaskan janji. Karena kita harus terhubung dengan Tuhan melalui janjiNya, bukan melalui karyaNya, kita mesti terus melanjutkan hubungan kita dengan Tuhan melalui iman. Kita mesti mendengar Firman Alkitab sebagai janji, dan kita mesti yakin pada mereka sebagai janji.
Dalam suatu kesaksian Paulus berkata: "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Hidup yang sekarang aku hidupi secara jasmani adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Gal 2:19-20)." Kehidupan beriman adalah milik kita sementara kita terus mengandalkan Firman Tuhan yang disampaikan kepada kita. Kita mendengarkannya sebagai janji dan kita percaya bahwa Tuhan akan melakukan semua yang telah dijanjikannya kepada kita.
Sementara kita hidup oleh iman,(menurut Alkitab disebut di dalam pandangan Tuhan kita adalah orang yang saleh [memiliki kebajikan]; perlahan-lahan Tuhan menyuntik penghidupan dan karakter kita, sehingga kita menjadi manusia saleh menurut fakta dan karya.

Iman menurut Yakobus

Kalau Paulus menulisi Roma dan Galatia mengenai sifat dan peran iman, Yakobus mempunyai missi yang lebih sederhana. Sebagai pimpinan Jemaat Yeruzalem ia menulisi mereka supaya bertindak seirama dengan peng-akuan iman mereka kepada Kristus.
Orang yang meminta hikmat kepada Allah dan memperolehnya (1:2-5), akan melakukan firman yang tertanam dalam hati (1:19-25), menolong yang kekurangan (1:26-27), menjaga mulutnya (3:1-12), melakukan kebijakan damai Tuhan, bukan kebijaksanaan dari dunia yang suka bertengkar (3:13-18), berpaling dari segala alasan duniawi yang bertentangan dengan hikmat rohani (4:1-6), bersabar dalam penderitaan (5:7-11), menemukan kelegaan dalam doa (5:13-18).
Yakobus menelaah iman bertumpukan dengan hal-hal pastoral praktis (2:14-26).Karena ituada orang yang merasa seolah-olah ada konflik antara Yakobus dengan Paulus. Tetapi kalau kita memperhatikan keprihatinan Yakobus dan meneliti bangunan argumentasinya, sesung-guhnya tidak ada konflik sama sekali.
Dari semula Yakobus menunjukkan keprihatinan. Ia menyoal: "Apa gunanya, jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak(melakukan suatuapapun) mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (2:14)". Argumen Yakobus menonjol-kan fakta bahwa iman sebatas kepercayaan pada adanya Tuhan tidak ada maknanya."Setan saja percaya ada Satu Tuhan,--dan ngeri! Yakobus kembali menunjuk sejarah teladan kepercayaan pada PL sebagai iman yang menekankan tindakan (aksi). Iman dan perbuatan Abraham bekerja bersama-sama.

"Bukankah Abraham, bapak kita, dibenarkan berdasarkan perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?Kamu lihat bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna (2:21-22)". Sama seperti itu Rahab dianggap saleh: "Bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan berdasarkan perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang suruhan itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? (2:25)". Illustrasi Yakobus itu menunjukkan bahwa pernyataan orang "beriman" dibuktikan benar "dengan perbuatannya". Iman Alkitabiah itu tenaga transformasi dinamis. Iman itu mengantar orang percaya kedalam hubungan kehidupan dengan Tuhan. Perubahan sikap, nilai-nilai dan prilaku orang percaya semakin harmonis dengan Tuhan melalui peng-"isi"-an Roh Kudus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar