Pertanyaan yang Pertama; Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (Agape) Aku ? Maka Simon menjawab Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (Philia) Engkau.
Pertanyaan yang kedua; Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (Agape) Aku ? Maka Simon menjawab Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (Philia) Engkau.
Pertanyaan yang ketiga; Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (Philia) Aku ? Maka Simon menjawab Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (Philia) Engkau.
Pengertian Pertanyaan pertama dan kedua dari Tuhan Yesus memiliki arti apakah Petrus dapat mengasihi Tuhan dengan kasih Agape (kasih yang rela berkorban, bahkan rela memberi segalanya bagi Tuhan). Namun Petrus menjawab ketiga pertanyaan Tuhan Yesus bukan dengan kasih Agape melainkan kasih Philia ( Kasih antar sesama). Pertanyaan Yesus yang ketiga kali, dimana Yesus mulai menurunkan tuntutan standart kasih dari Agape kepada Philia, sebab Yesus tahu bahwa berdasarkan pengakuan Petrus ia tidak sanggup untuk menjalankan tuntutan kasih agape. ketika Tuhan Yesus mengatakan Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (Philia) Aku ? Maka Simon menjawab Benar Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, bahwa aku mengasihi (Philia) Engkau. Yesus melanjutkan dengan kalimat Gembalakanlah domba-domba-ku. Ini dapat diartikan bahwa Jikalau engkau (Simon anak Yohanes) hanya sanggup mengasihi Aku (Yesus Kristus) dengan kasih Philia (sesama) maka lakukan/praktekankanlah kasih itu dalam tanggung jawab yang Kuembankan kepadamu dengan segenap hatimu.
Dalam bagian ini saya ingin menarik beberapa hal yang penting :
Dalam pelayanan pribadi yang dilakukan kepada Simon Petrus, Tuhan Yesus sangat menekankan tentang kasih Simon Petrus kepada Yesus Kristus. Mengapa demikian ? Apabila Simon anak Yohanes ini sungguh mengasihi Yesus maka ia akan melakukan beberapa hal yang terkandung dalam tuntutan kasih tersebut:
a. Didalam Kasih tidak akan mungkin ada penghianatan. Apabila dikaitkan dengan latar belakang hidup Simon Petrus yang pernah menghianati Tuhan Yesus ( menyangkal 3 kali) maka pertanyaan Tuhan Yesus yang menekankan tentang kasih adalah suatu pukulan yang telak bagi Simon Petrus untuk mengevaluasi diri sungguh-sungguh dan membuat komitmen yang baru dalam perjalanan hidupnya kedepan untuk mengiring Tuhan dalam tanggung jawab yang baru.
b. Didalam kasih ada kerinduan dan usaha untuk memberikan yang terbaik. Bagian inipun apabila dikaitkan kembali dengan kondisi jawaban Simon Petrus, bahwa ia hanya sanggup mengasihi Tuhan Yesus dengan kasih Philia (sesama), namun dalam praktek hidupnya setelah ia diperbaharui oleh Tuhan melalui pertemuan ini dan terlebih lagi setelah hari Pentakosta, maka Simon Petrus berusaha didalam anugerah Tuhan untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan Yesus dalam pelayanan penggembalaan yang diberikan kepadanya. Bahkan dalam catatan sejarah pelayanan Petrus, ia sampai kepada satu titik dimana nyawanya dipertaruhkan (disalibkan kepala dari bawah) demi karena cintanya akan Kristus.
Biarlah perenungan ini menjadi berkat bagi saya dan pembaca sekalian
untuk lebih lagi mengasihi Tuhan Kita Yesus Kristus yang telah mengasihi
kita dengan seluruh hidup-Nya Saudara dan Saya Begitu Juga Semua Orang Yang Percaya Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar